Do’a
kaum tersingkir
Pada-Mu
panjatku selalu
Meraih
mimpi indah perkasa
Manggapai
gedung gedung abadi
Berlari
tingalkan kelaman tak berkesudahan
Pada-Mu
panjatku selalu
Harapan
tunggu masa tua
Keakhiran
kebajikan dalam pengakhiran
Berkeenakan
duduk bersila dengan para wanita
Ataukah itu
lebih berkebaikan
Dalam
kurungan Si panjang kekar
Tidur siang
melunakkan tulang
Pada-Mu
panjatkan selalu
Gunung semeru
berpasir emas
Istana raja
menghias alam ini
Tanpa
bersedihan walau secuil
Apa daya diri
ini
Pada-Mu
panjatkan selalu
Permohonan
maaf lalu lalang dalam kursi-Mu
Tak tahukah
kau?
Keperkasaan-Mu
kutahu semua
Pelafalan
pertobatan kukatakan
Apakah
inilah yang terbesar
Hingga
kilukah lidah ini memohon
Lebih terbaik
para hidung belang
Kisah dalam
kesucian buku
(Akankah
itu nyata?)
Telah
kukatakan ku percayai segala
Apa daya
terdorong nafsu berkeliaran
Semakin
menambah keburukan
Pemanfaatn
suatu kesucian
Jadilah ia
bernoda dosa
Tak dapatku
menahan keperihan yang menjadi
Sejuta surat
terbang pada diri-Mu
Pengantar
bersayap indah akankah kau tak sampaikan?
Belumlah
kuketemukan jawaban surat bodohku
Akankah Kau
mendengar perkataan tanpa ucapan
Pada-Mu lah
Kau jadikan ku pengemis
Pengemis yang
berketuhanan lagi berbudaya
Tak
maulah diriku dihantam hujan Luth
Ataukah
tertusuk tusuk sate panas
Kutahu
semua.........
Tolonglah
diri hina ini
Pada-Mu
kuserahkan jiwa ini
Bantinglah
dalam – dalam nafsu kejahatan
Menyeretku
dalam lubang keabadian
Keabadian
yang menyakitkan
Lepaskan
nafsuku daripadaku
Pada-Mu
kuberserah
Sekap
ku dalam cinta-Mu
Belumlah
diriku panjat Engkau
Kau yang
tersembunyi kapankah kutemukan?
Hanya diriku
tertinggal dalam terdasar
Keinginan
kecil semakin menggelayuti
Maulah diriku
dalam keabadian kebajikan
Pada-Mu ku
kirim surat kaleng yang berbau
Hanya
dengan – Mu dapatlah capai kesempurnaan
Kemaha
sempurnaan-Mu menyilaukan tiap mata memandang
Pada-Mu.................